اَلْحَمْدُ
لِلَّهِ الَّذِيْ كَانَ بِعِبَادِهِ خَبِيْرًا بَصِيْرًا، تَبَارَكَ الَّذِيْ
جَعَلَ فِي السَّمَاءِ بُرُوْجًا وَجَعَلَ فِيْهَا سِرَاجًا وَقَمَرًا مُنِيْرًا.
أَشْهَدُ اَنْ لاَ إِلَهَ إِلاَّ اللهُ وأََشْهَدُ اَنَّ مُحَمَّدًا عَبْدُهُ
وُرَسُولُهُ الَّذِيْ بَعَثَهُ بِالْحَقِّ بَشِيْرًا وَنَذِيْرًا، وَدَاعِيَا
إِلَى الْحَقِّ بِإِذْنِهِ وَسِرَاجًا مُنِيْرًا. اَللَّهُمَّ صَلِّ عَلَيْهِ
وَعَلَى آلِهِ وَصَحْبِهِ وَسَلِّمْ تَسْلِيْمًا كَثِيْرًا. أَمَّا بَعْدُ؛
Segala puji bagi Allah, yang Maha Mengetahui dan Maha
Melihat hamba-hambanya, Maha suci Allah, Dia-lah yang menciptakan
bintang-bintang di langit, dan dijadikan padanya penerang dan Bulan yang
bercahaya. Aku bersaksi bahwa tidak ada Tuhan selain Allah dan bahwa Muhammad
adalah hamba-Nya dan Rasul-Nya, yang diutus dengan kebenaran, sebagai pembawa
kabar gembira dan pemberi peringatan, mengajak pada kebenaran dengan izin-Nya,
dan cahaya penerang bagi umatnya. Ya Allah, curahkan sholawat dan salam bagi
nya dan keluarganya, yaitu doa dan keselamatan yang berlimpah.
Maasyaral Muslimin Yang Dirahmati Allah
Pada kesempatan ini izinkan saya
utk menguraikan satu syarahan singkat yg berjudul “ ADAB MURID KEPADA GURU
“
Sesungguhmya adab yang mulia
adalah salah satu faktor penentu kebahagiaan dan keberhasilan seseorang. Begitu
juga sebaliknya, kurang adab atau tidak beradab adalah alamat(tanda)
jelek dan jurang kehancurannya. Tidaklah kebaikan dunia dan akhirat kecuali
dapat diraih dengan adab, dan tidaklah tercegah kebaikan dunia dan akhirat
melainkan karena kurangnya adab.
Di antara adab-adab yang telah
disepakari adalah adab murid kepada syaikh atau gurunya. Imam Ibnu Hazm
berkata: “Para ulama bersepakat, wajibnya memuliakan ahli al-Qur’an, ahli Islam
dan Nabi. Demikian pula wajib memuliakan kholifah, orang yang punya keutamaan
dan orang yang berilmu.”
Maasyaral Muslimin Yang Dirahmati Allah
Islam sangat menghormati dan menghargai orang-oramg yang
mengemban amanat dalam nasyri ilmi,dalam hal ini adalah guru, karena
guru harus mampu dan berusaha sekuat tenaga dalam mencapai keberhasilan anak
didiknya yang beriman menurut ukuran-ukuran moral dan etis. Selain guru, murid
juga merupakan faktor penting dalam dunia pendidikan, tanpa murid maka tidak
akan terlaksana proses pendidikan. Banyak terjadi pada masa lalu,alur dari
pengembaraan pencarian ilmu yang tidak dapat dirasakan apalagi diserap dan
diamalkan, hanya karena tidak tahu jalan untuk mendapatkan ilmu tersebut dan
salah satu jalan untuk mendapatkan sebuah ilmu adalah membina hubungan,
terlebih dalam adap dan tata krama antara murid dan guru.
Memuliakan orang yang berilmu termasuk perkara
yang dianjurkan. Sebagaimana Rosululloh shallallahu ‘alaihi wa sallam
bersabda;
«لَيْسَ مِنَّا مَنْ لَمْ يَرْحَمْ
صَغِيرَنَا وَيُجِلَّ كَبِيرَنَا وَيَفِ لِعَالِمِنَا»
Bukanlah termasuk golongan kami orang yang
tidak menghorrmti orang yang tua, tidak menyayangi yang
muda dan tidak mengerti hak ulama kami. (HR. Al-Bazzar 2718, Ahmad 5/323,
Lafadz milik Al-Bazzar. Dishohihkan oleh al-Albani dalam Shohih Targhib 1/117)
Imam Nawawi rahimahullah berkata:
“Hendaklah seorang murid memperhatikan gurunya dengan pandangan penghormatan.
Hendaklah ia meyakini keahlian gurunya dibandingkan yang lain. Karena hal itu
akan menghantarkan seorang murid untuk banyak mengambil manfaat darinya, dan
lebih bisa membekas dalam hati terhadap apa yang ia dengar dari gurunya
tersebut.” (al-Majmu’ 1/84)
Salah
satu adab seorang murid kepada gurunya adalah tidak melawan gurunya secara
lahir dan tidak menolaknya dalam batin. Orang yang durhaka secara lahir berarti
meninggalkan adabnya. Orang yang menolak secara batin berarti menolak
pemberiannya. Bahkan, sikap tersebut bisa menjadi permusuhan dengan gurunya.
Karena itu, dia harus bisa menahan diri untuk tidak menentang guru secara lahir
maupun secara batin dan banyak membaca do’a:
“Wahai Tuhan kami, beri ampunlah kami dan saudara-saudara kami yang telah beriman terlebih dahulu daripada kami, dan janganlah Engkau membiarkan kedengkian dalam hati kami terhadap orang-orang yang beriman; Ya Tuhan kami, sesungguhnya Engkau Maha Penyantun dan Maha Penyayang.” (Q.S. Al-Hasyr: 10).
Apabila melihat dari gurunya ada sesuatu yang dibenci dalam agama, hendaklah dia mencari tahu mengani hal itu dengan perumpamaan agar tidak menyebabkan gurunya kurang senang kepadanya. Manakala melihat sesuatu aib pada gurunya, hendaklah murid menutupi serat berprasangka buruk terhadap dirinya sendiri dan menakwilkan bahwa gurunya dalam batas agama. Apabila dia menemukan alas an bagi gurunya yang dibenarkan dalam agama, maka hendaklah dia memohonkan ampun untuk gurunya dan mohon agar gurunya diberi taufik, sadar, dan terpelihara. Jangan menganggap gurunya tersesat dan jangan memberitahukan hal itu kepada orang lain. Ketika kembali kepada gurunya pada hari atau waktu yang lain, hendaklah dia menganggap bahwa kekeliruan gurunya itu telah hilang, dan sesungguhnya gurunya telah berpindah ke tingkatan yang lebih tinggi yang belum dijangkaunya
“Wahai Tuhan kami, beri ampunlah kami dan saudara-saudara kami yang telah beriman terlebih dahulu daripada kami, dan janganlah Engkau membiarkan kedengkian dalam hati kami terhadap orang-orang yang beriman; Ya Tuhan kami, sesungguhnya Engkau Maha Penyantun dan Maha Penyayang.” (Q.S. Al-Hasyr: 10).
Apabila melihat dari gurunya ada sesuatu yang dibenci dalam agama, hendaklah dia mencari tahu mengani hal itu dengan perumpamaan agar tidak menyebabkan gurunya kurang senang kepadanya. Manakala melihat sesuatu aib pada gurunya, hendaklah murid menutupi serat berprasangka buruk terhadap dirinya sendiri dan menakwilkan bahwa gurunya dalam batas agama. Apabila dia menemukan alas an bagi gurunya yang dibenarkan dalam agama, maka hendaklah dia memohonkan ampun untuk gurunya dan mohon agar gurunya diberi taufik, sadar, dan terpelihara. Jangan menganggap gurunya tersesat dan jangan memberitahukan hal itu kepada orang lain. Ketika kembali kepada gurunya pada hari atau waktu yang lain, hendaklah dia menganggap bahwa kekeliruan gurunya itu telah hilang, dan sesungguhnya gurunya telah berpindah ke tingkatan yang lebih tinggi yang belum dijangkaunya
.Maasyaral Muslimin Yang Dirahmati
Allah
Kekeliruan
terjadi karena kelalaian, suatu
kejadian atau pemisah di antara dua keadaan. Karena pada tiap-tiap dua keadaan
itu ada pemisah dan kembali kepada kemurahan agama, seperti tanah kosong
diantara dua kampong atau halaman di antara dua rumah. Selesai dari tingkatan
pertama dan akan memasuki tingkatan berikutnya. Pindah dari suatu kewalian
kepada tingkat kewalian yang berikutnya. Dia melepas sebuah mahkota kewalian
dan mengenakan mahkota kewalian yang lain, yang lebih tinggi dan lebih mulia.
Setiap hari, kedekatan mereka bertambah kepada Allah SWT.
Apabila guru sedang marah dan wajahnya terlihat tidak menyenangkan, janganlah meninggalkannya. Tetapi dia harus memeriksa batinnya, mungkinkah dia telah melakukan adab yang kurang baik terhadap gurunya atau telah melakukan suatu kemaksiatan kepada Allah SWT dengan meninggalkan perintah atau melakukan pelanggaran?. Dia harus memohon ampun dan barutaubat kepada-Nya. Dia juga harus bertekad tidak akan mengulanginya, meminta maaf kepada guru, merendahkan diri di hadapannya, menyenangkannya dengan tidak akan melawannya, menemaninya selalu, dan menjadikannya sebagai perantara antara dia dengan Tuhannya, serta jalan yang akan menyampaikannya kepada-Nya.
Apabila guru sedang marah dan wajahnya terlihat tidak menyenangkan, janganlah meninggalkannya. Tetapi dia harus memeriksa batinnya, mungkinkah dia telah melakukan adab yang kurang baik terhadap gurunya atau telah melakukan suatu kemaksiatan kepada Allah SWT dengan meninggalkan perintah atau melakukan pelanggaran?. Dia harus memohon ampun dan barutaubat kepada-Nya. Dia juga harus bertekad tidak akan mengulanginya, meminta maaf kepada guru, merendahkan diri di hadapannya, menyenangkannya dengan tidak akan melawannya, menemaninya selalu, dan menjadikannya sebagai perantara antara dia dengan Tuhannya, serta jalan yang akan menyampaikannya kepada-Nya.
Maasyaral Muslimin Yang Dirahmati Allah
Selanjutnya, dia harus mendatangi istana dari pintu depan. Jangan
lewat pintu belakang sehingga nanti akan dicela dan mendapatkan kehinaan serta
tidak memperoleh apa yang dia inginkan dari sang raja. Sesungguhnya, setiap
orang yang hendak memasuki sebuah istana mesti ada tata cara dan ada pelayan
atau petugas yang akan membimbing tangannya atau memberikan isyarat kepadanya
untuk mempersilahkan duduk di tempat yang telah disediakan. Dia mesti mengikuti
supaya tidak mendapatkan kehinaan atau dituduh sebagai orang yang tidak beradab
dan bodoh.
Di antara adab yang harus dimiliki oleh seorang murid adalah murid tidak diperkenankan berbicara di depan guru kecuali seperlunya, dan tidak menampakkkan sedikit pun keadaan dirinya di depan guru. Dia juga tidak sepatutnya menggelar sajadahnya di depan guru kecuali pada waktu melakukan shalat. Jika telah selesai shalat, hendaknya dia segera melipat kembali sajadahnya. Murid harus selalu siap melayani gurunya dan orang yang duduk diruangannya dengan senang hati, ringan dan cekatan. Seorang murid harus bersunguh-sungguh jangan sampai menggelar sajadahnya sedang di atasnya ada orang yang lebih tinggi tingkatannya. Dia juga tidak boleh mendekatkan sajadahnya kepada sajadah orang yang lebih tinggi itu kecuali dengan izinnnya. Karena hal demikian dianggap kurang beradab bagi mereka.
Di antara adab yang harus dimiliki oleh seorang murid adalah murid tidak diperkenankan berbicara di depan guru kecuali seperlunya, dan tidak menampakkkan sedikit pun keadaan dirinya di depan guru. Dia juga tidak sepatutnya menggelar sajadahnya di depan guru kecuali pada waktu melakukan shalat. Jika telah selesai shalat, hendaknya dia segera melipat kembali sajadahnya. Murid harus selalu siap melayani gurunya dan orang yang duduk diruangannya dengan senang hati, ringan dan cekatan. Seorang murid harus bersunguh-sungguh jangan sampai menggelar sajadahnya sedang di atasnya ada orang yang lebih tinggi tingkatannya. Dia juga tidak boleh mendekatkan sajadahnya kepada sajadah orang yang lebih tinggi itu kecuali dengan izinnnya. Karena hal demikian dianggap kurang beradab bagi mereka.
Maasyaral Muslimin Yang Dirahmati
Allah
Murid juga tidak sepatutnya banyak bergerak sewaktu mendengar di depan guru kecuali karena mendapat isyarat darinya. Dia juga tidak sepatutnya melihat pada dirinya memiliki suatu keadaan kecuali terjadi padanya suatu hal yang memaksanya untuk membedakan dan memilih. Apabila hal itu telah reda, hendaknya dia kembali kepada keadaan semula, diam penuh adab, tawadhu’ dan menyembunyikan rahasia yang telah Allah SWT berikan kepadanya. Sungguh, kami telah menyebutkan hal ini, yakni tentang sikap, perbuatan atau ucapan yang tidak baik bagi seorang murid, tetapi kini justru kadang terjadi di madrasah atau pondok mereka. Memang tidak dipungkiri, murid yang dapat melakukan adab yang demikian sempurna itu termasuk murid yang benar dan bersungguh-sungguh. Sehingga makna sesuatu yang telah dia dengar itu menyalakan cahaya kebenaran dan menguatkannya. Kemudian dia akan sibuk di dalam cahaya itu dan tenggelam di dalamnya. Anggota badannya bergerak di tengah kaum, namun sebenarnya dia berada di sebuah batas yang penuh dengan kelezatan watak dan keinginan. Tiap orang akan membayangkan dekat orang yang merindukannya.
Murid yang bersungguh-sungguh, api kerinduannya tidak akan padam dan pancarannya tidak akan pernah redup. Kekasihnya tidak pernah ghaib dan penghiburnya tidak akan pernah jauh. Murid seperti ini akan senantiasa bertambah dalam kedekatan, kelezatan, dan kenikmatan. Tidak ada yang dapat mengguncangkan atau merubah keadaannya selain ucapan Dzat Yang dikehendakinya dan pembicaraan Dzat Yang Menolongnya.
Murid juga tidak sepatutnya banyak bergerak sewaktu mendengar di depan guru kecuali karena mendapat isyarat darinya. Dia juga tidak sepatutnya melihat pada dirinya memiliki suatu keadaan kecuali terjadi padanya suatu hal yang memaksanya untuk membedakan dan memilih. Apabila hal itu telah reda, hendaknya dia kembali kepada keadaan semula, diam penuh adab, tawadhu’ dan menyembunyikan rahasia yang telah Allah SWT berikan kepadanya. Sungguh, kami telah menyebutkan hal ini, yakni tentang sikap, perbuatan atau ucapan yang tidak baik bagi seorang murid, tetapi kini justru kadang terjadi di madrasah atau pondok mereka. Memang tidak dipungkiri, murid yang dapat melakukan adab yang demikian sempurna itu termasuk murid yang benar dan bersungguh-sungguh. Sehingga makna sesuatu yang telah dia dengar itu menyalakan cahaya kebenaran dan menguatkannya. Kemudian dia akan sibuk di dalam cahaya itu dan tenggelam di dalamnya. Anggota badannya bergerak di tengah kaum, namun sebenarnya dia berada di sebuah batas yang penuh dengan kelezatan watak dan keinginan. Tiap orang akan membayangkan dekat orang yang merindukannya.
Murid yang bersungguh-sungguh, api kerinduannya tidak akan padam dan pancarannya tidak akan pernah redup. Kekasihnya tidak pernah ghaib dan penghiburnya tidak akan pernah jauh. Murid seperti ini akan senantiasa bertambah dalam kedekatan, kelezatan, dan kenikmatan. Tidak ada yang dapat mengguncangkan atau merubah keadaannya selain ucapan Dzat Yang dikehendakinya dan pembicaraan Dzat Yang Menolongnya.
Adapun yang
menjadi kesimpulan dari pemaparan pidato singkat ini adalah bahwa
kita sebagai
murid harus mempunyai adab atau sopan santun terhadap guru. adapun
ada dua kategori dalam beradab keada guru yaitu
adab internal dan eksternal. Diantara adab antara lain kita harus menghomati
guru, mendengarkan dengan seksama jika
guru berbicara,
tidak menentang guru, harus jujur kepada guru dan mencintai guru.
Demikian uraian singkat dari saya
mohon maaf atas segala kesalahan dan kealfaan. semoga apa yang saya sampaikan
dapat bermanfaat utk saya sendiri dan kaum muslimin semua…. Aamiin
Wassalamu'alaikum Wr Wb
By Tgk Afrizal Al Daudy
Tidak ada komentar:
Posting Komentar