Sabtu, 22 Agustus 2020

Mengenal Wereng Batang Coklat


Mengenal Wereng Batang Coklat ( WBC)

Permasalahan Organisme Pengganggu Tanaman (OPT) merupakan kendala utama dalam peningkatan dan pemantapan produksi tanaman pangan. Salah satu OPT pada tanaman adalah hama. Saat ini hama wereng batang coklat (WBC) atau Nilaparvata lugens menjadi ancaman serius bagi ketahanan pangan (menyerang padi) di Aceh.

Wereng batang coklat adalah salah satu hama padi yang paling berbahaya dan merugikan, terutama di Asia Tenggara dan Asia Timur. Serangga kecil ini menghisap cairan tumbuhan dan sekaligus juga menyebarkan beberapa virus (terutama reovirus) yang menyebabkan penyakit tungro).

Mengenal Wereng Batang Coklat

Dalam taksonomi hama, wereng batang coklat masuk kedalam Kelas: Insecta; Ordo Hemiptera; Famili Delphacidae; Genus Nilaparvata; Spesies: N. lugens dengan nama binomial Nilaparvata lugens (Stal).

Wereng batang coklat berkembangbiak secara sexual, masa pra peneluran 3-4 hari untuk brakiptera (bersayap kerdil) dan 3-8 hari untuk makroptera (bersayap panjang). Telur biasanya diletakkan pada jaringan pangkal pelepah daun, tetapi kalau populasinya tinggi telur diletakkan di ujung pelepah dan tulang daun.

Telur diletakkan berkelompok, satu kelompok telur terdiri dari 3-21 butir.  Satu ekor betina  mampu  meletakkan  telur  100-500  butir. Telur menetas setelah 7-10 hari. Muncul wereng muda yang disebut nimfa dengan masa hidup 12-15 hari dan setelah fase ini menjadi wereng dewasa.

Dalam perkembangan hidupnya, wereng batang coklat mempunyai tiga stadium pertumbuhan yaitu stadium telur, nimfa dan dewasa. Gambar berikut menjelaskan siklus hidup hama wereng batang coklat pada suatu daerah tertentu :

 

Gambar 1. Siklus Hidup Hama Wereng Batang Coklat (WBC)

Di Aceh. Telur menetas setelah 9 hari, sedangkan di daerah subtropika waktu  penetasan telur lebih lama lagi.  Nimfa mengalami lima instar, dan rata-rata waktu yang diperlukan untuk  menyelesaikan periode nimfa adalah 12.82 hari.

Nimfa dapat berkembang menjadi dua bentuk wereng dewasa. Bentuk pertama adalah makroptera (bersayap panjang) yaitu wereng batang coklat yang mempunyai sayap depan dan sayap belakng normal.  Bentuk kedua adalah brakiptera (bersayap kerdil) yaitu wereng batang coklat dewasa yang mempunyai sayap depan dan sayap belakang tumbuh tidak normal, terutama sayap belakang sangat rudimenter.

Pada daerah lain stadium telur membutuhkan waktu antara 7-11 hari. Nimfa yang baru menetas berwarna keputihan dan berangsur menjadi coklat. Stadium nimfa terjadi 5 kali pergantian kulit dan waktu yang dibutuhkan pada masing-masing instar adalah 2-4 hari (lihat gambar 2) Wereng batang coklat dewasa mempunyai dua bentuk, sayap panjang (makroptera) dan sayap pendek (brakiptera). Bentuk makroptera merupakan indikator populasi pendatang dan emigrasi, sedangkan brakiptera populasi penetap. Suhu optimum untuk perkembangan antara 18-280C.

Hama Wereng batang coklat (WBC) yang berkembang pada tanaman padi ketika membentuk anakan dimulai oleh wereng bersayap panjang yang berpindah dari tempat lain. Jika wereng yang berkembang pada tanaman padi yang berumur 2 atau 3 minggu setelah tanam, maka WBC bisa berkembang biak menjadi dua generasi. Tetapi bila wereng yang menyerang tanaman padi yang berumur 5-6 minggu setelah tanam, wereng yang berkembang biak hanya satu generasi yang puncak populasinya terjadi pada padi umur 9-10 minggu setelah tanam.

 

Gambar 2. Stadium Nimfa Wereng batang coklat Masing-masing Instar

Pengenalan cara hidup dan edaran hidup hama tersebut sangat penting diketahui agar bisa ditentukan cara pengendalian yang tepat. Misalnya penyemprotan pestisida diarahkan pada pangkal tanaman karena tempat peletakan telur juga tempat hidup nimfa dan wereng dewasa ada pada pangkal tanaman padi. Wereng mempunyai alat mulut berbentuk stilet untuk mengisap cairan tanaman sehingga lebih menyukai bagian tanaman yang masih muda

Wereng batang coklat mempunyai biotik potensial yang tinggi, diantaranya dapat memanfaatkan makanan dalam jumlah banyak dalam waktu yang singkat, sehingga menimbulkan kerusakan yang tidak sedikit. Wereng batang coklat termasuk serangga r-strategic yang mempunyai ciri : 1) berkembang biak dengan cepat; 2) mampu mempergunakan sumber makanan dengan baik sebelum serangga lain berkompetisi; 3) serangga dapat menemukan habitat baru dengan cepat sebelum habitat lama tidak berguna lagi. Karena kemampuan biotik potensial yang tinggi dan biological clock yang dimilikinya, wereng batang coklat dapat berkembang biak pada musim hujan dan musim kemarau yang banyak hujannya/musim kemarau basah (la nina).

Berdasarkan laju pertumbuhan wereng batang coklat pada lingkungan tanpa batas, dari satu pasang wereng batang coklat dalam waktu 90 hari menghasilkan keturunan sebanyak 10.000 ekor betina. Bila nisbah jantan:betina = 1:1, maka satu pasang wereng batang coklat selama 3 bulan menghasilkan keturunan sebanyak 20.000 ekor

Di alam tidak terjadi hal seperti tersebut diatas karena ada faktor biotik dan abiotik yang dapat mempengaruhi perkembangan wereng batang coklat. Dari 656 telur wereng batang coklat, 70,8 (10,8%) telur menetas menjadi nimfa, sedangkan 89,2% telur mati. Telur tidak menetas (9,5%), terserang parasit Anagrus dan Oligosita (59,9%), dimangsa predator Cytorhinus lividipennis (20%). Dari jumlah nimfa tersebut yang akan menjadi dewasa hanya 1,4% saja.

Wereng dewasa mempunyai dua bentuk sayap yaitu yang bersayap pendek atau brakiptera dan yang bersayap panjang atau makroptera. Wereng bersayap panjang dapat terbang untuk menemukan tanaman padi sebagai makanannya. Dengan bantuan angin wereng batang coklat dapat terbang jauh.

Faktor alelokemik tanaman merupakan faktor yang agak langsung mempengaruhi bentuk sayap.  Jaringan tanaman hijau kaya bahan kimia mimik hormon juvenil, tetapi pada padi yang mengalami penuaan bahan kimia mimik hormon juvenilnya berkurang.  Oleh karena itu perkembangan wereng batang coklat pada tanaman tua atau setengah tua banyak muncul makroptera. Perubahan bentuk sayap ini penting sekali ditinjau dari tersedianya makanan pokok di lapangan.

 

Serangan Wereng Batang Coklat

Wereng batang coklat mempunyai daya adaptasi yang tinggi terhadap ketahanan suatu varietas padi, sehingga penanaman varietas tahan secara terus menerus dapat merangsang perubahan virulensi dan akhirnya muncul koloni / biotipe baru yang dapat mematahkan ketahanan varietas yang ditanam. Apabila populasi tinggi, warna


Gambar 3. Padi yang terbakar (hopperburn) dan mengalami puso karena serangan wereng batang coklat

Serangan wereng batang coklat yang berat disebut juga ledakan wereng batang coklat, tidak terjadi sepanjang tahun, tetapi hanya pada waktu tahun-tahun tertentu, yaitu pada musim hujan dan musim kemarau yang banyak terjadi hujan (la nina). Serangan wereng batang coklat yang berat disebut juga ledakan wereng batang coklat, tidak terjadi sepanjang tahun, tetapi hanya pada waktu tahun-tahun tertentu, yaitu pada musim hujan dan musim kemarau yang banyak terjadi hujan (la nina).

Gambar 4. padi yang terserang hama wereng coklat 

      

G5. Mekanisme serangan hama wereng coklat     

 

Cara Penanganan

segera kendalikan dengan pestisida apabila jumlah wereng melebihi ambang batas (spesifik lokasi, konsultasikan dengan petugas setempat) sebaiknya gunakan BA Triflumezopyrim

Minggu, 26 Juli 2020

Jenis- jenis Wereng Yang menyerang Tanaman Padi


Ada 4 jenis hama wereng yang menyerang tanaman padi, ke empat jenis ini memeiliki ciri-ciri yang berbeda, dan dampak yang berbeda pula pada tanaman padi, ada wereng yang memyebabkan tanaman padi menjadi kering dan ada juga jenis wereng yang menyebabkan penyakit tungro.

Berikut ini adalah ke 4 jenis hama wereng yang menyerang tanaman padi. 
Wereng Hijau (Nephotettix virescens)

Peran wereng hijau dalam sistem pertanaman padi menjadi penting oleh karena Wereng hijau merupakan vektor penyakit tungro, yang merupakan salah satu penyakit virus terpenting di Indonesia.

Kemampuan wereng hijau sebagai penghambat dalam sistem pertanian padi sangat tergantung pada penyakit virus tungro.

Sebagai hama, wereng hijau banyak ditemukan pada sistem sawah irigasi teknis, ekosistem tadah hujan, tetapi tidak lazim pada ekosistem padi gogo. 

Wereng hijau menghisap cairan dari dalam daun bagian pinggir, tidak menyukai pelepah, ataupun daun-daun bagian tengah. 

Wereng hijau menyebabkan daun-daun padi berwarna kuning sampi kuning oranye, penurunan jumlah anakan, dan pertumbuhan tanaman yang terhambat (memendek). Pemupukan unsur nitrogen yang tinggi sangat memicu perkembangan wereng hijau.

Wereng hijau umumnya dikendalikan dalam satu paket dengan pengendalian tungro. Dianjurkan untuk menanam varietas tahan tungro seperti Tukad Petanu, Kalimas, dan Bondoyudo, dan penggunaan insektisida. 

Beberapa insektisida efektif, terutama yang berbahan aktif Triflumezopirim, Klotianidin, bufrezin, imidkloprid, karbofuran, MIPC, atau tiametoksam.
  
Wereng coklat (Nilaparvata lugens) 

Wereng coklat menjadi salah satu hama utama tanaman padi di Indonesia sejak pertengahan tahun 1970-an. 

Ini merupakan konsekuensi dari penerapan sistem intensifikasi padi (varietas unggul, pemupukan N dosis tinggi, penerapan IP>200, dsb). 

Penggunaan pestisida yang melanggar kaidah-kaidah PHT (tepat jenis, tepat dosis, dan tepat waktu aplikasi) turut memicu ledakan wereng coklat. 

Tergantung pada tingkat kerusakan, serangan wereng coklat dapat meningkatkan kerugian hasil padi dari hanya beberapa kuintal gabah sampai puso. Selain itu, Wereng coklat juga merupakan vektor penyakit virus kerdil rumput dan kerdil hampa.
Dengan menghisap cairan dari dalam jaringan pengangkutan tanaman padi, Wereng coklat  dapat menimbulkan kerusakan ringan sampai berat pada hampir semua fase tumbuh, sejak fase bibit, anakan, sampai fase masak susu (pengisian). 

Gejala Wereng coklat pada individu rumpun dapat terlihat dari daun-daun yang menguning, kemudian tanaman mengering dengan cepat (seperti terbakar). Gejala ini dikenal dengan istilah hopperburn. 

Dalam suatu hamparan, gejala hopperburn terlihat sebagai bentuk lingkaran , yang menunjukkan pola penyebaran Wereng coklat  yang dimulai dari satu titik, kemudian meyebar ke segala arah dalam bentuk lingkaran. 

Dalam keadaan demikian, populasi Wereng coklat biasanya sudah sangat tinggi. Wereng coklat dapat dikendalikan dengan varietas tahan. 

Penanaman padi dengan jarak tanam yang tidak terlalu rapat, pergiliran varietas, dan insektisida juga efektif untuk mengendalikan hama ini. Varietas tahan Wereng coklat, tergantung pada biotipe yang berkembang di suatu ekosistem . 

Daerah-daerah endemik Wereng coklat  biotipe1, dapat menanam, antara lain, varietas Memberamo, Widas, dan Cimelati; untuk biotipe 2 dan 3, Memberamo, Cigeulis dan Ciapus.

Berbagai insektisida yang efektif antara lain yang berbahan aktif Triflumezopirim, buprofezin, Imidakloprid, karbofuran, karbosulfan, atau tiametoksan.

Wereng Punggung Putih  (Sogatella furcifera Horvarth)

Wereng Punggung Putih atau Sogatella furcifer

Afrizal Daud, SP